Sabtu, 23 Januari 2010

MENERIMA KELAHIRAN BAYI

Pada umumnya manusia menganggap kelahiran bayi sebagai peristiwa yang penuh bahaya baik bagi si ibu maupun si anak dan dibalik itu penuh harapan dan kegembiraan bila sibayi lahir dengan selamat. Seluruh keluarga harap-harap cemas bila proses kelahiran sudah mulai. Berbagai cara mereka lakukan untuk menenangkan hati, ada dengan berdo’a, adapula yang memberikan obat-obat supaya siibu juga dapat tenang.
Obat yang sering diberikan adalah untuk memperlancar kelahiran. Dari segi lain dapat dilihat pula bahwa ada ibu yang ditolong oleh dokter-dokter atau bidan. Ada pula ibu-ibu yang ditolong melalahirkan dirumah baik oleh dukun maupun oleh bidan, ataupun oleh dokter ditempat yang jauh-jauh dari pusat kota. Pertolongan kelahiran oleh bidan dan dokter mengurangi resioko kematian siibu dan si anak. Oleh karena jumlah bidan belum mencukupi untuk meladeni ibu-ibu dari suatu bangsa yang begitu besar dengan jumlah penduduk lebih kurang 147 juta, maka dukun masih dibutuhkan. Untuk itu erlu diberi latihan kebersihan pemakaian alat-alat yang disterilkan dan kewajiban untuk menghubungi rumah sakit terdekat bila mengalami kesukaran.
Didaerah daerah dimana penduduknya mempunyai rasa keagamaan yang kuat, maka sibayi sudah sesudah selesai dibersihkan diazankan oleh orang tuanya. Kenakalan anak-anak dikemudian hari sering dituduhkan bahwa mereka sewaktu kecil tidak diazankan.
Dizaman penjajahan Belanda bayi-bayi yang lahir dirumah-rumah sakit Umum/Pemerintah tidak dapat diazankan langsung. Pada zaman kemerdekaan ini, lambat laun ketentuan tersebut sudah berubah. Dirumah sakit-rumah sakit Islam atau rumah bersalin Islam dengan sendirinya mengazankan bayi ini dilakukan sebagai suatu pekerjaan rutin. Bayi-bayi yang kebetulan dilahirkan didalam rumah sakit non Islam, dewasa ini dapat juga diazankan oleh orang tuanya sendiri.




0 komentar:

Posting Komentar