Sabtu, 23 Januari 2010

Kiat Utama Tatalaksana Asma Anak

Asma merupakan penyakit kronik (menahun) pada anak yang paling sering dijumpai. Berbeda dengan asma pada orang dewasa yang gejalanya sesak disertai bunyi ngik-ngik, pada anak seringkali gejalanya berupa batuk yang ‘bandel’. Dasar penyakit ini adalah faktor alergi yang bergejala di saluran nafas.

Penyakit ini tidak bisa disembuhkan dalam arti dihilangkan sama sekali dari seorang pasien, namun penyakit ini dapat dikendalikan. Jika terkendali, gejalanya tidak ada, sehingga praktis ‘sembuh’. Dalam mengendalikan asma, kiat utamanya adalah penghindaran, penghindaran, dan sekali lagi penghindaran faktor pencetus. Faktor pencetus adalah hal/ keadaan yang bisa menyebabkan gejala asma yang tadinya tidak ada menjadi timbul, atau yang gejala awalnya ringan menjadi lebih berat.


Hal ini seringkali tidak dipahami oleh pasien / keluarganya. banyak orang mengira dengan pemberian obat, asma dapat disembuhkan bahkan dihilangkan sama sekali. Keadaan ini yang sering membuat orang tua pasien menjadi frustasi, karena umumnya mereka sudah berkeliling ke banyak dokter, diberi berbagai macam obat, tapi batuk sebagai gejala asma tidak kunjung reda / hilang. Ataupun jika membaik sebentar kemudian gejalanya timbul lagi.


Bila digali sedikit lebih dalam, biasanya peran faktor pencetus ini belum mendapat perhatian, dan tentunya belum dihindari. Padahal penghindaran faktor pencetus ini merupakan kiat utama dalam tatalaksana asma. Pada kebanyakan kasus,dengan penghindaran yang adekuat, asmanya dapat dikendalikan, bahkan tanpa obat asma. Bila sesekali timbul gejala asma karena faktor pencetus yang tidak terhindarkan, baru diperlukan pemberian obat asma.


Faktor pencetus ini biasanya merupakan hal-hal yang lazim dijumpai dalam kehidupan sehari-hari seorang anak. Faktor pencetus ini dapat dibagi menurut beberapa pengelompokkan, namun secara praktis dapat dibagi tiga, yaitu :

  • Lingkungan
  • Makanan
  • Lain-lain
Faktor pencetus di lingkungan ini biasanya berbentuk zat yang dapat terhirup melalui saluran respiratorik / napas (aeroinhalan). Ini bisa dijumpai di dalam rumah (indoor), di lingkungan sekitar rumah, di lingkugan sekolah, maupun di lingkungan luar (outdoor pollution). Faktor pencetus ini antara lain :

  • Debu rumah dan tungau debu rumah.
    Ini banyak terdapat dalam perabot rumah yang potensial menyimpan debu,apalagi bila jarang dibersihkan,misalnya ;

    Karpet bulu,boneka bulu,s0fa kain bulu, gorden yang lama tidak dicuci, koran & majalah bekas, buku-buku tua.
  • Kapuk : kasur, bantal, guling, boneka.
  • Asap, merupakam salah satu pencetus utama yang sering dijumpai.Dari Rokok : termasuk merokok di halaman, teras, garasi, KM/WC, terlebih dalam rumah, obat nyamuk (bakar, semprot, elektrik), dari dapur : kayu bakar, minyak tanah, gas, dari Kosmetik : hairspray, parfum, deodoran, dari bakaran sampah, bakaran hutan, polusi pabrik, polusi kendaraan
  • Renovasi rumah : debu bangunan, bahan kimia, debu semen.
  • Rontokan binatang (animal dander) : rontokan bulu, serpihan kulit, air liur, dan kotoran binatang; Ayam, burung, Anjing, kucing,kelinci, hamster.

    • Jamur bisa tumbuh subur di lingkungan kamar kita, misalnya; Dalam AC yang jarang di service, Dinding kamar yang lembab, Rumah yang lama tidak ditinggali.
Orang tua pasien sering kali melaporkan eratnya kaitan makanan tertentu dengan timbul atau memburuknya gejala asma pada anaknya. Selain zat makanannya itu sendiri bisa menjadi pencetus, shuhu dingin dari makanan / minumannya juga dapat menjadi pencetus. Misalnya air putih tidak dingin tidak menjadi faktor pencetus, tapi air putih dingin dapat menjadi pencetus.

  • Es, makanan-minuman dingin, termasuk air dingin, buah dingin.
  • Permen, dengan segala variasinya
  • Coklat, dalam segala macam bentuknya: susu coklat, kue coklat, wafer, misis, selai, dan semua makanan / minuman yang mengandung coklat.
  • Vetsin, semua makanan bervetsin: snack gurih, fried chicken, nugget, dan lain-lain
  • Gorengan
  • Kacang tanah, dalam segala macam bantuknya: selai, biskuit, somay, sate, pecal, gado-gado, ketorprak
  • Buah tertentu, anggur, tomat, klengkeng, rambutan
  • Zat pewarna, zat pengawet, makanan anak-anak seringkali dalam warna warni mencolok untuk menarik perhatian, seringkali pewarna atau pengawet dalam makanan menajdi faktor pencetus.

Faktor pencetus lain-lain adalah yang di luar dua kelompok sebelumnya ;

  • Infeksi respiratorik akut (IRA), yang sering disebut flu, comon cold. IRA sebagian besar disebabkan oleh virus, sehingga sebagian besar IRA tidak memerlukan antibiotik. IRA sendiri dapat bermanifestasi batuk &/ pilek, sebagaimana asma (batuk alergi) dan rintis alergika (pilek alergi). Namun karena infeksi virus bersifat ‘self limiting’, biasanya paling lama 1 minggu batuk-pilek karena IRA akan menghilang. Jika lewat seminggu, apalgi jika lebih dari 2 minggu batuk / pileknya masih berlangsung, sangat mungkin asma / rintis alergikanya sudah tercetus oleh IRA.
  • Aktivitas fisis (exercise), termasuk di dalamnya berlarian, teriak-teriak, menangis, tertawa berlebihan
  • Kelelahan / stress, baik jasmani (fisis) maupun rohani (psikis), emosi berlebihan
  • Perubahan musim / cuaca : kemarau penghujan, panas dingin, termsuk suhu AC yang terlalu dingin.

Faktor pencetus ini bersifat individual, dalam arti belum tentu sama untuk tiap pasien oleh karena itu pasien / orang tuanya, perlu mengidentifikasi apa saja yang berperan sebagai faktor pencetus. Yang perlu mendapat perhatian juga, biasanya faktor pencetus ini tidak berperan tunggal, namun kombinasi dair berbagai faktor pencetus, sehingga bersifat kumulatif.

Sebagaimana halnya keadaan tubuh kita mengalami fluktuasi irama (bioritimik), sifat alergi seseorang juga mengalmai irama naik turun. Jika sifat alerginya sedang ‘tenang’, pasien tidak terlalu sensitif, dan sampai batas tertentu masih dapat mentoleransi faktor pencetus. Tapi jika sedang ‘kumat’, dengan pencetus tunggal yang sederhana saja dapat timbul gejala penyakitnya.


Jadi sekali lagi kiat utama tatalaksana asma anak adala
h penghindaran, bukan obat saja. Penghindaran pencetus ini memang mudah untuk dikatakan, tapi sangat sulit pelaksanaannya. Namun dalam penanggulangan asma anak hal ini tidak dapat ditawar-tawar. Seberapa banyak atau betapa pun canggihnya obat asma, jika penghindaran faktor pencetus ini tidak dilaksanakan, dapat dijamin asmanya tidak akan terkendali (batuk tetap ada).

0 komentar:

Posting Komentar