
Demam Dengue
Demam dengue (dengue fever, selanjutnya disingkat DD) adalah penyakit yang terutama terdapat pada anak dan remaja atau orang dewasa dengan tanda-tanda klinis berupa demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, dengan/tanpa ruam, dan limfadenopati, demam bifasik, sakit kepala yang hebat, nyeri pada pergerakan bola mata, gangguan rasa mengecap, trombositopenia ringan, dan petekie spontan.
Demam berdarah dengue (atau Dengue Haemorrhagic Fever, selanjutnya disingkat DBD) ialah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama.
Sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrome, selanjutnya disingkat DSS) ia1ah penyakit DBD yang disertai renjatan.
Patogenesis(perjalanan penyakit)
Virus dengue dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictlls
sebagai vektor ke tubuh manusia me1alui gigitan nyamuk tersebut. Infeksi yang pertama ka1i dapat memberi geja1a sebagai DD.
Apabi1a orang itu mendapat infeksi beru1ang oleh tipe virus dengue yang berlainan akan menimbulkan reaksi yang berbeda. DBD dapat terjadi bi1a seseorang yang te1ah terinfeksi dengue pertama ka1i, mendapat infeksi beru1ang virus dengue lainnya. Virus akan bereplikasi di nodus limfatikus regional dan menyebar ke jaringan lain, terutarna ke sistem retikuloendotelial dan kulit secara bronkogen maupun hematogen. Tubuh akan membentuk kompleks virus-antibodi dalam sirku1asi darah sehingga akan mengaktivasi sistem komplemen yang berakibat dilepaskannya anafilatoksin C3a dan Csa sehingga permeabilitas dinding pembuluh darah meningkat. Akan teljadi juga agregasi trombosit yang melepaskan ADP, trombosit me1epaskan vasoaktif yang bersifat meningkatkan permeabiJitas kapiler dan melepaskan trombosit faktor 3 yang merangsang koagulasi intravaskular. Teljadinya aktivasi faktor Hageman (faktor XII) akan menyebabkan pembeku intravasku1ar yang me1uas dan meningkatkan permeabi1itas dinding pembu1uh darah.
Manifestasi Klinis
Gambaran klinis amat bervariasi, dari yang ringan, sedang seperti DD, sampai ke DBD dengan manifestasi demam akut, perdarahan, serta kecenderungan terjadi renjatan yang dapat berakibat fatal.
Masa inkubasi dengue antara 3-1S hari, rata-rata S-8 hari.
Pada DD terdapat peningkatan suhu secara tiba-tiba, disertai sakit kepa1a, nyeri yan hebat pada otot dan tu1ang, mua1, kadang muntah, dan batuk ringan.
Sakit kepa1a dapat menye1uruh atau berpusat pada supraorbital dan retroorbital. Nyeri bagian otot terutama dirasakan bi1a tendon dan otot perut ditekan. Pada mata da ditemukan pembengkakan, injeksi konjungtiva, 1akrimasi, dan fotofobia. Otot-otot sekitar mata terasa pegal. Eksantem dapat muncul pada awal demam yang terlihat jelas di muka dada, berlangsung beberapa jam la1u akan muncu1 kembali pada hari ke-3-6 berupa petekie di lengan dan kaki lalu ke seluruh tubuh. Pada saat suhu turun ke normal, berkurang dan cepat menghilang, bekas-bekasnya kadang terasa gatal. Pada sebagian pasien dapat ditemukan kurva suhu yang bifasik.
Dalam pemeriksaan fisik pasien DD hampir tidak ditemukan kelainan. Nadi pasien mula-mula cepat kemudian menjadi normal atau lebih lambat pada hari ke-4 dan ke-5. Bradikardi dapat menetap beberapa hari dalam masa penyembuhan. Dapat ditemukan lidah kotor dan kesulitan buang air besar.
Pada pasien DBD dapat terjadi gejala perdarahan pada hari ke-3 atau ke-SĂș berupa petekie, purpura, ekimosis, hematemesis, melena, dan epistaksis. Hati umumnya membesar dan terdapat nyeri tekan yang tidak sesuai dengan beratnya penyakit.
Pada pasien DSS, geja1a renjatan ditandai dengan kulit yang terasa lembab dan dingin, sianosis perifer (kebiruan) yang terutama tampak pada ujung hidung, jari-jari tangan dan kaki, serta dijumpai penurunan tekanan darah. Renjatan (syok)biasanya terjadi pada waktu demam atau saat demam turun antara hari ke-3 dan hari ke-7 penyakit.
Diagnosis
Kriteria klinis Demam Dengue, adalah:
~Suhu badan yang tiba-tiba meninggi
~Demam yang berlangsung hanya beberapa hari
~Kurva demam yang menyerupai pel ana kuda
~Nyeri tekan terutama di otot-otot dan persendian
~Adanya ruam-ruam (bintik-bintik kemerahan) pada kulit
~Leukopenia.
Kriteria kJinis DBD menurut WHO 1986, adalah:
~Demam akut, yang tetap tinggi selama 2-7 hari, kemudian turun secara lisis. Demam disertai gejala tidak spesifik, seperti anoreksia, malaise, nyeri pada punggung, tulang, persendian, dan kepala. .
~Manifestasi perdarahan. seperti uji turniket positif, petekie, purpura. ekimosis. epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, dan melena.
~Pembesaran hati dan nyeri tekan tanpa ikterus.
~Dengan/ tanpa renjatan. Renjatan yang terjadi pada saat demam biasanya mempunyai prognosis yang buruk.
~Kenaikan nilai Ht/hemokonsentrasi, yaitu sedikitnya 20%.
Derajat beratnya DBD secara klinis dibagi sebagai berikut:
Derajat I (ringan),terdapat demam mendadak selama 2-7 hari disertai gejala klinis lain
dengan manifestasi perdarahan teringan, yaitu uji turniket positif.
Derajat II (sedang), ditemukan pula perdarahan kulit dan manifestasi perdarahan lain.
Derajat III, ditemukan tanda-tanda dini renjatan.
Derajat IV, terdapat DSS dengan nadi dan tekanan darah yang tak terukur.
Diagnosis klinis perlu disokong pemeriksaan serologi.
Pemeriksaan Penunjang
Darah. Pada DD terdapat leukopenia pada hari ke-2 atau hari ke-3. Pada DBD dijumpai trombositopenia dan hemokonsentrasi. Masa pembekuan masih normal, masa perdarahan biasanya memanjang, dapat ditemukan penurunan faktor II, V, VII, IX, dan XII. Pada pemeriksaan kimia darah tampak hipoproteinernia, hiponatremia, hipoklorernia. SGOT, serum glutamik piruvat transaminase (SGPT), ureum, dan pH darah mungkin meningkat. reverse alkali menurun.
Air seni. Mungkin ditemukan albuminuria ringan.
Sumsum tulang. Pada awal sakit biasanya hiposelular, kemudian menjadi hiperseluler, pada hari ke-S dengan gangguan maturasi dan pada hari ke-IO sudah kembali normal untuk semua sistem.
Uji serologi
~Uji serologi memakai serum ganda, yaitu serum diambil pada masa akut dan konvalesen, yaitu uji pengikatan komplemen (PK), uji netralisasi (NT), dan uji dengue blot. Pada uji ini dicari kenaikan antibodi antidengue sebanyak minimal empat kali.
~Uji serologi memakai serum tunggal, yaitu uji dengue blot yang mengukur antibodi antidengue tanpa memandang kelas antibodinya, uji IgM anti dengue yang mengukur hanya antibodi antidengue dari kelas IgM, Pada uji ini yang dicari adalah ada-tidaknya atau titer tertentu antibodi antidengue,
Isolasi virus, yang diperiksa adalah darah pasien dan jaringan,
Diagnosis Banding
1.Adanya demam pada awal penyakit dapat dibandingkan dengan infeksi bakteri maupun virus, seperti bronkopneumonia, kolesistitis, pielonefritis, demam tifoid, malaria, sebagainya,
2.Adanya ruam yang akut seperti pada morbili perlu dibedakan dengan DBD,
3.Adanya pembesaran hati perlu dibedakan dengan hepatitis akut dan leptospirosis.
4. Pada meningitis meningokok dan sepsis terdapat perdarahan di kulit.
5.Penyakit-penyakit darah seperti idiophatic thrombocytopenic purpurae, leukemia pada stadium lanjut; dan anemia aplastik.
6.Renjatan endotoksik.
7.Demam chikungunya.
Penatalaksanaan
PenatalaksanaanDD atau DBD tanpa penyulit adalah:
~Tirah baring
~Makanan lunak dan bila belum nafsu makan diberi minum 1,5-2 liter dalam 24 jam (susu, air dengan gula, atau sirop) atau air tawar ditambah garam.
~Medikamentosa yang bersifat simtomatis. Untuk hiperpireksia dapat diberi kompres. antipiretik golongan asetaminofen, eukinin, atau dipiron dan jangan diberikan asetosal karena bahaya perdarahan.
~Antibiotik diberikan bila terdapat kemungkinan terjadi infeksi sekunder.
Pada pasien dengan tanda renjatan dilakukan:
~Pemasangan infus dan dipertahankan selama 12-48 jam setelah renjatan diatasi.
~Observasi keadaan umum. nadi. tehman darah. suhu. dan pernapasan tiap jam. serta Hb
dan Ht tiap 4-6 jam pada hari pertama selanjutnya tiap 24 jam.
Pada pasien DSS diberi cairan intravena yang diberikan dengan diguyur. seperti NaCI. ringer Jaktat yang dipertahankan selama 12-48 jam setelah renjatan teratasi. Bila tak tampak perbaikan dapat diberikan plasma atau plasma ekspander atau dekstran atau preparat hemasel sejumlah 15-29 ml/kg berat badan dan dipertahankan selama 12-48 jam setelah renjatan teratasi. Bila pada pemeriksaan didapatkan penurunan kadar Hb dan Ht maka diberi transfusi darah.
Prognosis
Kematian karena demam dengue hampir tidak ada. Pada DBD/DSS mortalitasnya cukup tinggi. Penelitian pada orang dewasa di Surabaya, Semarang, dan Jakarta menunjukkan bahwa prognosis dan perjalanan penyakit umumnya lebih ringan daripada anak-anak
0 komentar:
Posting Komentar